Tembus 7 Juta Penonton: Film Agak Laen Ajak Masyarakat Peduli Korban Bencana Sumut
Garis Rakyat - Sukses besar kembali diraih film Agak Laen. Setelah mencetak lebih dari 7 juta penonton di seluruh Indonesia, para pemainnya tidak larut dalam euforia semata. Justru, mereka memilih cara yang bermakna untuk merayakan pencapaian itu — dengan menggalang donasi bagi korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dalam kegiatan yang digelar di area Car Free Day (CFD) Bundaran HI, Jakarta, keempat personel Agak Laen — Bene Dion, Boris Bokir, Jegel Jodi, dan Oki Rengga — turun langsung ke jalan dengan mengenakan kostum hantu ikonik mereka. Aksi ini menarik perhatian masyarakat yang sedang berolahraga pagi, banyak diantaranya ikut berdonasi melalui kode QR yang disediakan di papan poster yang mereka bawa.
“Kami ingin kesuksesan film ini tidak hanya jadi angka, tapi juga membawa manfaat nyata. Saudara-saudara kita di Sumatera sedang mengalami masa sulit akibat bencana, dan ini saatnya kita saling bantu,” ujar Bene Dion di sela kegiatan.
Film Agak Laen sendiri dikenal sebagai komedi horor segar karya anak Medan yang berhasil menembus batas genre. Mengisahkan empat sahabat penjaga rumah hantu yang terjebak dalam situasi kocak namun penuh misteri, film ini berhasil memadukan humor lokal, kritik sosial, dan pesan kemanusiaan. Disutradarai oleh Bene Dion sendiri, film ini menjadi bukti bahwa karya kreatif bisa tetap memiliki nilai moral dan kedekatan emosional dengan masyarakat.
Kesuksesan Agak Laen 1 dan 2 tidak hanya menunjukkan potensi besar perfilman daerah, tapi juga memperlihatkan bagaimana karya seni dapat menjadi sarana solidaritas sosial. Melalui inisiatif donasi ini, para personel Agak Laen mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut peduli dan membantu korban bencana di berbagai wilayah Sumatera.
“Kami semua berasal dari tanah Sumatera. Jadi saat daerah kami dilanda bencana, kami merasa punya tanggung jawab moral untuk turun tangan,” tambah Boris Bokir.
Aksi Agak Laen ini menjadi contoh nyata bahwa hiburan dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan — tertawa boleh, tapi jangan lupa berbagi.
Reporter: Tim Garis Rakyat
Editor: Karl Sibarani
Sumber foto: inilah.com / Vonita Betalia
